Langsung ke konten utama

Postingan

tik tik tik merintik malam

bias pada hujan pada kisah yang kita mulai pada rasa yang kita bangun atas nama apa yang mesti dijaga ada rintik yang diqiaskan dengan hujan ada mendung yang disimpan sendiri tidak juga ia menjadi hujan hanya menggenang sendiri hanya menampakkan matahari membayang sendiri menyendu menyepi atas kata tidak namun ia atas nama kitapun hanya menjadi aku memahamimu bagiku bagai laut dengan sungainya
Postingan terbaru

suara hujan

hujan di bulan desember aku tau kisah ini tidak seroman hujan bulan juni karyanya sapardi hujan ini tidak selebat hujan kemarin dikala cahaya sinar matahari tersungkur pecah diufuk barat tensentuh lembut sekilat sinar senja hujan di sore hari bulan desember tentang kita yang terjebak ruang pengap terhempas nafas yang beragam aroma tentang kau yang resah ingin pulang jua tentang aku yang risih atas kepulanganmu hujan bulan desember menjadi saksi kita berdua pernah bersama di bawahnya bagai anak-anak bermain air bagai angsa bermandian dikolam hujan bulan desember adalah hari kali pertama aku mengantarmu pulang sejak sajak mahasiswa baru sampai ibadat rindu dan hujan bulan desember adalah tentangmu yang masih sama sandaran rindu alas samar kepastian rasa yang tak terlerai jelas

ibadat rindu

obrolan kita bagaimana perihal rasa yang kita semayamkan pada hakikat qalbu tentang ritual rindu yang kita ibadatkan disetiap senja dan petang masihkah ia kau yakini ada ataukah ia renggang dari  kerberadaannya malam begitu sunyi lagi senyap pada obrolan singkat kita menyamarkan jejak tapak langkah kemarin ejaan jejak menuai belukar awalan semoga sesudahnya ia terpatri dalam rasa yang masih kita anut

Simbolik kitA

Cerita-KU Dalam kataku menya'irkan alur cerita tentang kita Sampai pada titik saling merawat harapan Masih  tak bisa ku bahask an kemasan segala rindu Kerap sepinya waktu membisikkan prasangka Tentang itu yang sampai saat ini aku tak mengerti harus bagaimana Aku ingin bercerita tentang simbol Simbol rindu yang kita anut Simbol rasa yang kita wakili Simbol agama yang kerap kita ceritakan Lumrah kutemui rasa yang mewakilimu dalam perihal rindu ini Cumbu cemburu kadang merayu asa dan rasa Hadirkan kombinasi lain pada segi tiga sisi Merajut rasa baru yang samar menguntai Tentang itu yang sama kita sepakati Sejak semalam dalam larutan hitam kopi dan pekat malam Dan itu selesai dalam keyakinan kita Dan jua pada harapan yang kita  jaga

Episode mahasiswA

Rasa dan asA Kita tidak punya alasan untuk membenci siapapun Tidak juga untuk mengabaikan siapapun Mencintai mereka sebagai keharusan sosial Tentang itu adalah rasa kemanusiaan yang tertinggi Adapun sebingkai cerita yang lain Cerita tentang seuntai rasa yang mengeja tentangmu Tentang segala keraguanmu Tentang sepihak pengetahuan rasa Tentang ketidaktahuanku akan rasamu Tentang Segala keraguan Segala keyakinan Segala bahasa Segala nada Segala rasa Segala asa Segalanya masih tentang kisah yang sedang dimulai

Titik ini disini

Kita sama-sama tau tentang ini Tentang sekelumit rasa yang mengisi rongga dada Menjalar pada dinding qolbu, mengukir nama dalam rajutan kisah Tentang dugaan yang tak pernah sampai ketitk ini Perjalanan waktu begitu cepat membawa aku dan kau menjadi kita disini Menyemai bibit-bibit rindu yang memulai keAKUannya Seenaknya hinggap tanpa bertanya Lalu tinggal tanpa meminta ijin Ruang sunyi menjelma sepi rindu Rentang waktu menyenandungkannya dalam irama bahasa Jengkal jarak langkah kian jauh kerap menjadikannya runcing lagi tajam Tentang rindu yang sekatkan kau diatara mereka Merindui tetap lekang, padanya wajah cinta kau temui Rindu ada pada rasa yang saling mengerti Cinta hadir pada fase perjumpaan rindu itu Mencintaimu adalah bagaimana aku dapat memahamimu Atas prasangka lama dan bising angin kau teguhkan keraguan Semoga saja setelahnya menjelma keyakinan yang utuh Rajutan rasa menuai rindu Rangkaian kata menceritakan ramahnya cinta

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon