Langsung ke konten utama

suara hujan

hujan di bulan desember

aku tau kisah ini tidak seroman hujan bulan juni karyanya sapardi
hujan ini tidak selebat hujan kemarin
dikala cahaya sinar matahari tersungkur pecah diufuk barat
tensentuh lembut sekilat sinar senja

hujan di sore hari bulan desember
tentang kita yang terjebak ruang pengap
terhempas nafas yang beragam aroma
tentang kau yang resah ingin pulang
jua tentang aku yang risih atas kepulanganmu

hujan bulan desember
menjadi saksi kita berdua pernah bersama di bawahnya
bagai anak-anak bermain air
bagai angsa bermandian dikolam

hujan bulan desember
adalah hari kali pertama aku mengantarmu pulang
sejak sajak mahasiswa baru
sampai ibadat rindu
dan hujan bulan desember adalah tentangmu yang masih sama

sandaran rindu
alas samar kepastian
rasa yang tak terlerai jelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon