Langsung ke konten utama

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak
Mengajarjan tentang untaian rindu itu

Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini
Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi
Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta
Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur

Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku
Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa
Yang menjelma kamu dalam kata-kata
Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai
Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu
Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu
Aku berharap kau tau itu tentangmu saja
Tanpa harus terpasung ketakpastian
Akan arah kerinduan ini
Rindu yang masih kau anggap lelucon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98