Langsung ke konten utama

Titik ini disini

Kita sama-sama tau tentang ini
Tentang sekelumit rasa yang mengisi rongga dada
Menjalar pada dinding qolbu, mengukir nama dalam rajutan kisah
Tentang dugaan yang tak pernah sampai ketitk ini

Perjalanan waktu begitu cepat membawa aku dan kau menjadi kita disini
Menyemai bibit-bibit rindu yang memulai keAKUannya
Seenaknya hinggap tanpa bertanya
Lalu tinggal tanpa meminta ijin

Ruang sunyi menjelma sepi rindu
Rentang waktu menyenandungkannya dalam irama bahasa
Jengkal jarak langkah kian jauh kerap menjadikannya runcing lagi tajam
Tentang rindu yang sekatkan kau diatara mereka

Merindui tetap lekang, padanya wajah cinta kau temui
Rindu ada pada rasa yang saling mengerti
Cinta hadir pada fase perjumpaan rindu itu
Mencintaimu adalah bagaimana aku dapat memahamimu

Atas prasangka lama dan bising angin kau teguhkan keraguan
Semoga saja setelahnya menjelma keyakinan yang utuh
Rajutan rasa menuai rindu
Rangkaian kata menceritakan ramahnya cinta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon