Kamu adalah PUISIKU
masih ku ingat kala itu aku terjebak gelap malam
Terperangkap pada dinginnya subuh
Memakasa selimut melekat erat disisiku
Ahh... barang kali saja malam menggodaku terlelap kala itu
Sungguhpun masih ku ingat
Sentakan mencari subuh yang kutemui pada pagi buta
Dalam menggapainya lalu selesailah subuhku diatas sajadah
Hari itu awal hari yang mengantar pertemuan kita
Hari benar menjamuku dengan suasana baru
Bersua denganmu diatara deretan mereka
Lalu sebatas itu kembali pulang
Suasana mulai menyepi barangkali semuanya ingin menyendiri dulu
Aku sudah berjanji akan menulis puisi tentangmu
Tentang manis senyummu
Tentang bening hening bola matamu
Sebagian darinya ada jejak janjimu yang penat dalam penantian
Tentang rasa itu yang kau yakinkan aku akan menunggu
Menunggulah sampai aku dapat menulis semua tentangmu
Menulismu seutuhnya dalam bahasa-bahasa puisiku
Menggugah akan dirimu lalu merangkainya lagi dalam bait-bait sajakku
Hari-hari itu penuh dengan ketakutan mereka
Penuh dengan obrolan kita tentang mereka
Hari-hari kelam pada wajah ibu pertiwi
Cerita tentangmu hadir disisi berita itu
Berita peristiwa palu donggala
Berkabar amgin dan camar akan tsunami
Selihai semut bersembunyi lalu terobrak abrik guncangan bumi
Menggempa, gemparkan seisi perut ibu pertiwi ini
Entahlah harus bagaimana lagi aku menulis
Merangkai bahasa hanya tentangmu
Serasa itu teramat sulit aku lakukan
Segalamu hadir dalam kehampaan jiwa mereka yang berkabung duka
Dalam kekacauan pikiran yang menguras daya upaya
Kau hadir pada sisi yang sama
Lalu hinggap pada ruang yang lain
Tentang aku mulai merajutnya menjadi kata
Menitinya menjadi cela-cela kecil rinduku bercumbu dengan angin jiwa yang hening
Tentang itu semua menjelma rasa merajut asa
Lalu semuanya hanya tentang senyummu
Ini bukan tentang rasa sesaat yang berlalu lalang
Tapi tentang asa enggan lenyap dalam pertikaian waktu
Yah
Pada ahirnya rindu-rinduku
Bersajak untukmu
Rasa dan asa menjadi kita diantaranya
Komentar
Posting Komentar