Di lentera Perisai
(17 April 2018)
Oleh : sm98
Ditengah kota berjuta santri ini
Bermukim para ulama, para kiyai
yang harinya kian sejuk dengan lantunan zikir dan doa
Segolongan pemuda berjubah hijau muda berembuk akan cita-cita pemuda bangsa
Mereka bukan ashabul kahfi tetapi mereka ansor
Mereka tidak berjumlah 7 tetapi 13
Tidak berlari meninggalkan berhala, mereka berkumpul merembuk masa depan pemuda hijau
Tepat pada tanggal 17 April 1960
Sahabat, ia berpidato dengan gagasan baru
Mendeklarasikan Pergerakan mahasiswa islam indonesia di panggung kemahasiswaan
Lalu 17 April itu terjumpai lagi di masa ini di abad ke-21
58 tahun lamanya ia berkiprah untuk negeri, semua pengabdiannya demi agama dan bangsa mengajarkan sahabat-sahabatnya untuk terus mencintai tanah air Indonesia.
Diusia 58 tahun ini, ia kembali berkata" mencintai agama dan negeri ini lebih utama dibanding perebutan kekuasaan polotik"
Selamat hari lahir pergerakan-ku
Di usiamu yang kian dewasa ini aku tak bisa lagi menulis sajak cinta untukmu
Bagaimana mungkin aku mampu menulis sajak lagi
Sebab segalamu lebih indah dari bahasa puisi yang bisa kugubah
Tentangmu adalah cerita yang tak kian usai dalam kata-kata
Selama petala langit masih beranak bintang maka berkibar jayalah engkau diatas sana
Di birunya langit tentangmu akan terus ter-eja pada setiap bait puisi sang fajar
Di birunya samudra, jiwamu akan terus mengalir menitis pada setiap generasi yang lahir
Sebab padamu Esa hilang kan terganti ganda
Patah tumbuh hilang berganti
Disana
Disamudra kearifanmu, layar bhineka tunggal ika menjelajah nusantara
Pada lekukan perisaimu suku budaya beragam bertengger
Jayalah selalu pergerakanku
Jayalah selalu
Komentar
Posting Komentar