Langsung ke konten utama

Titik temu

Hari-hari penentu
11/02/018
Oleh : sm98

Segala yang dimulai akan terasa berat tak tertimbangi
Mengaduk-ngaduk segala rasa hingga semuanya hambar
Menguras segala tenaga hingga lelah tak menjadi alasan untuk berhenti
Memaksa akal berpikir keras memecahkan segala urusan

Teman diskusi teramat dibutuhkan dikala masalah menjepit
Dialog berulang kali diadakan
Motifasi dan semangat berulang kali di ucapkan
Kritikan dan saranpun datang tanpa mengenal musim

Namun semua hambar kala bersua pribadi yang lamban
Semua sia sia kala jumpa jiwa yang lalai
Semua jadi tak bermakna kala akal pikiran sekujur badan tak lantas berkarya
Sebab pribadi yang tak tertata bak bangunan tak akan bisa membangun bangunan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon