Langsung ke konten utama

Teras lupa

Hendak kemana
17-03/2018
Oleh : sm98

Kicauan ayam jantan nyaring bersahutan mengusik
lelapnya tidur insan disepertiga malam yang hening nan sepi
Memberi khabar akan tuhan yang sedang bertamu
Lalu terbitlah fajar menjelma seberkas sinar kemilau berwarna jingga kemerahan

Yang pada langitnya mendekap embun lalu bersemburat menitik
Alam adalah rumah bersama bagi kita yang dikau jua tau
Pada sisinya selalu tentang warna emas dan jingga, riuh dan sunyi
Di atas Bumi yang bertuan ini,

yang konon bertahta adat berlaku segala nilai
yang bercermin kemanusian kepada semesta dan kepada tuhan.
Lalu kini ia dicampakkan di simpang zaman, di iris habis,
di buang di teras gedung kelalaian. Hingga yang tersisa hanya kelupaan.

Negeri kecil-ku kini menangis bersimbah luka
Wajahnya yang kian hari kian dilupa
Dicabik-cabik tubuhnya yang kian renta
Sebab anak-anaknya mulai lupa

Lupa bersaudara
Lupa bersatu
Lupa beradat
Lalu muda-mudinya bertikai, saling membunuh
hingga terkapar diatas tanah dengan luka di sekujur badan

Tidakkah kau merasa berdosa pada pada ibu dari nenek moyangmu
karena tingkahmu yang menginjak-injak buah dari perjuangannya.
Tidakkah kau merasa bersalah kepada anak-anak yang kelak akan lahir dari rahimmu
Karena kau mewarisi peradaban yang tak beradab
dengan perilaku-mu yang hina dan nista.

Komentar