Langsung ke konten utama

Hujan yang lain

Segala Rasa
12/02/018
Oleh : sm98

Sore yang mendung diselimuti kabut kelabu diatas kepala
Gerimis terbata-bata mewarnai kerumitan hari
Ku-lihat di ufuk barat seberkas senja menghias lalu menghilang ditelan langit kelabu
Nada-nada sendu nyaring mengusik sore yang hampa pertanda magrib segera tiba

Pada kehampaan,  jiwa terasa kosong
Raga lungai tak bertenaga
Sudah secangkir kopi ku cicipi
Tapi raga tak jua lekas pulih

Luka hampa, luka resah, luka rindu, tak jua lekas
sembuh sebab ia tak terjamah tangan
Sore yang hening
Tetesan hujan diriang ilalang
mengusik kolam bening memecah beriak lalu bergelombang kecil

Damai-ku senang
Resah-ku sedih
Menyatu pada sore yang sama
Dan hanya tabuhan irama hujan yang tersisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon