Langsung ke konten utama

Bangga Mbaru


Kota Tepian Air
(BanggaMbaru)
1/2/018
oleh : sm98

Rinduku masih tertambat dititik nadirmu
mengalir deras disisi jantungmu
Rindu bermula sepanjang fajar menyingsing menyongsong pagi buta
Rindu mencekam kala senja menutup hari
yang hendak pulang keperaduannya
Rindu mengiringi poros detik hari-hariku

Aku merindukanmu duhai negeri kecilku
Aku merindukanmu diantara beribu hamparan pulau Nusantara
Aku merindukanmu duhai wajah alam indah nan teduh
Aku merindukan keribaan pasir dibibir pantaimu

Aku merindukan_mu disegenap kabut lembah yang memeluk ragaku
Aku merindukan-mu wahai ibu bagi anak negeri
Aku merindukanmu sebagaimana anak merindukan ibunya
Aku merindukan buaian ayunan hilirmu

Aku merindukanmu pada kembang layar perantauan
Aku merindukanmu dihimpitan kota beraneka hiburan
Rinduku merintih meronta merinduimu
Aku merinduimu lagi dan lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon