Langsung ke konten utama

PAI Camp

Sajak batang pinus
Mei, 10 2018
(K2k:23)
(PAI Camp)
#sm98

Tegap gagah batangmu menjulang
Meninggi mengadah ke langit
Kokoh akarmu mencengkram wajah bumi
Padanya rerantingan bercabang, ia melukis lekukan keindahan dahan
Dedaunanmu tipis melambai angin mendekap sejuk pada derap arus yang melaju

Bising angin menerpa kelopak mataku memaksanya terkantuk
Lembut titisan angin mengembuni malam
menghembuskan dingin disela lembah pinus
Menatap langit nampak indah berai gugusan bintang beranak pinang

Alam sekeliling selalu damai dalam heningnya malam
Selalu tenang bagai air dalam kolam bening
Ia isyarakat jiwa tenang disisi semesta menuju tuhan

Dikala itu aku ingin melupakanmu sejenak
Menuntun jiwa bertadabur dengan semesta
Menyatu bersamanya tanpa terhijabi

Tapi sayang.
Dalam redupan jarak malam itu tentangmu menari-nari dalam ingatanku
Masih saja aku menemukan senyumanmu dalam lamunan ku
Rona wajahmu merupa jelas pada dinding gelap malam

Aku ingin menghindar darimu di kala itu
Kala kita berkemah di lembah pinus
Tapi entah apa yang menghantar kita hingga berdampingan
Diantara mereka
Hanya tentang-mu yang kugubah dalam bait puisi ku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lupa jalan pulang

Tentang desakkan napas ribuan manusia kemarin Mengajak aku jatuh cinta padamu Sesak dan pengap ruang lekas ia punah Terjatuh lalu lenyap pada manis senyummu Bola hening matamu Kerap kali aku mencurinya tanpa kau sadari Mencuri menatap wajahmu diantara lalu lalangnya mereka Kerap kali hendakku mendekap disisimu Ingin aku ceritakan, pengapmu biarlah aku yang tanggung Kala itu aku jatuh cinta pada manis senyummu lalu pada indah bola matamu dan menjelma cantik parasmu Rasa-rasanya aku jatuhkan cintaku untukmu Berharap lekaslah kau pungut lalu rawat ia pada taman hatimu Yang kau hiasi dengan lembutnya sentuhan cintamu Sekejap itu aku jatuh cinta Hanya sehari dalam kurun itu Lalu esoknya tentang itu pulang Hilang dan lenyap begitu saja Maaf untuk rasa yang kemarin Dan untuk yang hari ini #sm98

Lelucon Rindu

Sejak sajak mulai berjejak Mengajarjan tentang untaian rindu itu Merah jingga membara, merona indah di ufuk timur kota ini Mengantar sang fajar mengajar putranya yang pulang lalu ada lagi Sepanjang hari berusia, terik dan hujan memangku semesta Bernaung kita di terik berlindung kala di guyur Tentang mu yang aku jatuhkan cintaku Yang aku ceritakan rindu dengan segala nada dan rasa Yang menjelma kamu dalam kata-kata Aku tak pandai merindu tidak pula mencintai Tapi nyatanya tentang itu mendekap erat sembari cerita tentangmu Andai semua kata-kataku kau percaya sebagai rindu Aku berharap kau tau itu tentangmu saja Tanpa harus terpasung ketakpastian Akan arah kerinduan ini Rindu yang masih kau anggap lelucon